Sosialisasi yang berlangsung di Balai Desa Kuala Peunaga ini diikuti oleh 40 peserta. Kegiatan dibuka oleh Muhammad Khadafi selaku Koordinator Lapangan Program INONG PKPA Aceh Tamiang yang menyampaikan tentang latar belakang pelaksanaan program dan juga menyampaikan bahwa sosialisasi ini penting agar seluruh masyarakat desa memiliki pemahaman yang sama mengenai informasi risiko dan langkah antisipasi banjir yang telah disusun dalam proses sebelumnya.
Sesi utama dipandu oleh narasumber dari BPBD Aceh Tamiang, Sulaiman, S.Sos, yang memberikan paparan mengenai manajemen penanganan bencana dan alur sistem informasi peringatan dini. Ia juga menyampaikan kembali hasil workshop identifikasi pemicu, ambang batas, dan mekanisme peringatan dini, termasuk pemicu lokal seperti intensitas hujan tinggi, kenaikan muka air sungai, dan erosi tebing sungai.
“Sistem informasi peringatan dini akan efektif jika masyarakat memahami tanda-tanda dan tahu langkah apa yang harus diambil. Kesiapsiagaan bersama menjadi kunci mengurangi risiko banjir,” ujarnya.
Peserta menyambut baik kegiatan ini dan mengapresiasi kesempatan untuk memahami lebih jauh mekanisme peringatan dini yang akan diterapkan di desa mereka. Banyak peserta mengaku materi tersebut sangat membantu untuk meningkatkan kesiapsiagaan keluarga mereka.
Setelah sesi paparan, kegiatan ditutup dengan penyampaian apresiasi oleh pihak Kecamatan Bendahara melalui Indra Hadi (36 tahun). Dalam pernyataannya ia menyampaikan dukungan penuh terhadap program yang dijalankan PKPA.
“Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama karena banjir sudah menjadi ancaman tahunan di wilayah kita. Sosialisasi ini membantu warga memahami apa yang harus dilakukan sejak dini. Kami dari pihak kecamatan sangat mengapresiasi program INONG dan berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut demi keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, PKPA dan mitra Program INONG berhasil memperluas penyebaran informasi risiko serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat Desa Kuala Peunaga terhadap ancaman banjir. Sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan sistem peringatan dini yang responsif gender, inklusif, dan berbasis komunitas. (Rel/Red)
